Feb 5, 2009

Ayat-ayat Mutasyabihat

Soalan:

Bismillah

Assalamualaikum

Bagaimana nak mengenali ayat mutasyabihat dalam Al-Quran ?

ayat kalalah yang saidina Omar tak faham termasuk kategori ini ke tuan?

********************
Jawapan:

Wassalamualakum

al-Jawab:

Muhkam vs mutasyaabih.

Muhkam: ayat2 yg terang tanpa ada kesamaran sama sekali memahaminya
Mutasyaabih: ayat2 yg tidak dimengerti oleh orang awam, hingga menimbulkan keraguan

ada dua jenis ayat mutasayabih dalam AQ:

1. mutasyabih hakiki, yakni maknanya tidak dapat diketahui oleh akal manusia. Misalnya ayat " Yang bersemayam di atas Arasy". Ini adalah mutasyabih asli

2. Mutasyaabih Relatif, yakni tidak diketahui oleh kebanyakan manusia, tapi diketahui oleh ahli tafsir atau sesiapa yg mendalami ilmu AQ...

[syaikh Ibn Othaimiin, Usyul at-Tafsir]

------------------
Dalam surah an nisa, ayat 12:

"Jia seseorang itu mati dan mewariskan kalalah"

Saidina Omar tidak memahami maksud kalalah.

Seterusnya turun ayat berikut:


[176] Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah ). Katakanlah: "Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu): jika seorang meninggal dunia, dan ia tidak mempunyai anak dan mempunyai saudara perempuan, maka bagi saudaranya yang perempuan itu seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mempusakai (seluruh harta saudara perempuan), jika ia tidak mempunyai anak; tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan oleh yang meninggal. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki dan perempuan, maka bahagian seorang saudara laki-laki sebanyak bahagian dua orang saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, supaya kamu tidak sesat. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

Saidina Omar masih lagi tidak memahami istilah kalalah.

Akhirnya, Abu Bakar As Siddiq menjelaskan kalalah bermaksud orang yang tidak mempunyai bapa dan anak. [rumusan ayat 12 dan ayat 176]

Kesimpulan: Para ulama berbeda kemampuan dan kecerdasan untuk memahami maksud dalil/nas. Jadi perselisihan para ulama dalam memberi fatwa itu adalah perkara biasa dan berlaku dalam kalangan sahabat.

0 comments:

Post a Comment